“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).

Kamis, 12 April 2012

Syarat Mencari Ilmu

Imam syafii suatu ketika mengubah syair. Sebuah syair tentang para pencari ilmu dan syarat-syarat memperoleh ilmu.

Kata Imam Syafii, tidaklah mungkin ilmu di dapat, kecuali dengan enam syarat. Enam syarat itu adalah dzaka, hirsh, ishtibar, bulghah, irsyadu ustadzin dan thulu zaman.

Bagaimanapun, seorang pencari ilmu, kata Imam Syafii, harus seseorang yang memiliki kecerdasan, dzaka. Dzaka adalah syarat yang tak bisa ditawar. Begitu pula hirsh, seorang pencari ilmu harus memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Tanpa semangat, seorang pencari ilmu hanya akan tenggelam dalam cita-cita palsunya yang tak pernah selesai dibangun. Kecerdasan dan semangat saja, tak cukup untuk menara ilmu yang sempurna. Para pencari ilmu harus membekali diri mereka dengan ishtibarin, kesabaran yang luas seperti samudera. Karena, semangat tanpa kesabaran hanya akan membuat pencari ilmu mudah terjerembab pada keputusasaan.

Selanjutnya, Imam syafi’i juga menyaratkan bhulgahtin, modal atau bekal. Karena setiap kesuksesan selalu meminta biaya. Kemajuan ilmu pengetahuan, memang bukan tiba-tiba jatuh dari langit. Semua usaha dikerahkan, termasuk dana dalam pencarian,penelitian dan sekian banyak percobaan. Dan, unsur paling penting dalam syarat imam Syafi’i adalah irsydul ustadzin, guru yang membimbing. Ilmu, memang bisa dicari tanpa guru. Ilmu mungkin saja didapat tanpa ustadz. Tapi guru dan pembimbing, tak akan pernah bisa tersingkir. Sebab, ilmu bukan hanya soal matematika, tapi juga transfer akhlak, moral dan akidah.
Dan terakhir, kata Imam Syafi’i, dalam ilmu pengetahuan, tak satu hal pun bersifat instan. Ilmu selalu membutuhkan thulu zaman, perjalanan waktu. Tak ada ilmu untuk orang-orang yang berfikir instan dan menghendaki hasil seperti mata yang dikedipkan. Tak ada ruang untuk orang-orang yang selalu ingin hasil secepat kilat.

Cukuplah enam syarat seperti yang dicatat oleh Imam Syafii. Janganlah berkurang, meski satu saja darinya. Sebab, semuanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Dan akhir dari semua usaha, tetu dengan tengadah tangan dan berlapang dada, memanjat doa. Semoga Allah, dengan ilmu yang kita dapat, memberikan kesempatan seluas-luasnya, sehingga kita bermanfaat bagi umat. Dan memetik kemenangan, di dunia dan akhirat. Semoga Allah meringankan langkah para pencari ilmu dan meridhainya dengan cahaya di jalan yang benderang.

0 komentar:

Posting Komentar