“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).

Minggu, 04 Maret 2012

Ingin Khusyu' Sholat, Pahami Bacaan Sholatmu!

Ingin Khusyu' Shalat, Pahami Bacaan Shalatmu!

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Memahami bacaan shalat serta merenunginya merupakan salah satu jalan untuk meraih kekhusyu'an. Bahkan menjadi salah satu jalan utamanya. Rasanya orang yang jahil terhadap makna-makna yang dibacanya dari Al-Qur'an dan dzikir-dzikir dalam shalat sangat sulit sekali untuk mendapatkan kekhusyu'an. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Shalih al-Munajid dalam 33 Sababab Lil Khusyu' Fish Shalah, pada urutan ke empat.
Dalam bagian ini, Syaikh Al-Munajid menganjurkan bagi orang yang melaksanakan shalat untuk memahami bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan dalam shalat. Lalu beliau menunjukkan cara untuk memahami Al-Qur'an, yaitu dengan memperhatikan tafsir Al-Qur'an sebagimana yang dikatakan oleh Ibnu Jarir rahimahullah,
"Sesungguhnya aku heran dengan orang-orang yang membaca Al-Qur'an, sedangkan ia tidak memahami takwil (tafsir)nya, mana mungkin dia dapat menikmati bacaannya." (Pendahuluan Tafsir al-Thabari, Mahmud Syakir: I/10)
Karenanya, sangat dianjurkan bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk membaca juga kitab-kitab tafsir. Jika tidak sempat, maka dianjurkan untuk membaca ringkasannya. Kalau masih juga berat, dianjurkan membaca kitab-kitab yang menerangkan kalimat-kalimat yang sulitnya. Dan bagi kita, orang Ajam yang tidak berbicara dengan bahasa Arab, dianjurkan untuk membaca tarjamahnya. Semua ini agar kita bisa memahami bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan dalam shalat sehingga kita mampu merenunginya, lalu tumbuh kekhusyu'an dalam diri kita.
Ketika seseorang memahami arti dan maksud ayat yang dibacanya memungkinkan dia untuk mengulang-ulang ayat tersebut guna lebih meresapinya dan memperkuat perasaannya. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri melaksanakan qiyamul lail semalaman hanya membaca satu ayat yang diulang-ulangnya hingga pagi, yaitu firman Allah,
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Yang maknanya kurang lebih, "Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Maidah: 118)
Seseorang yang memahami makna ayat yang dibaca, tentunya akan mungkin untuk berinteraksi langsung dengan ayat tersebut. Yaitu dengan bertasbih ketika melewati ayat tasbih, dan berdoa ketika melewati ayat yang mengandung permintaan, berta'awwudz (meminta perlindungan) ketika melewati ayat yang mengandung perlindungan, memohon surga ketika melewati ayat surga, dan berlindung dari neraka ketika melewati ayat yang membicarakan tentang neraka dan kedahsyatan siksanya.
Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Hudzaifah radliyallah 'anhu, berkata,
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ . . . فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلًا إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ سَبَّحَ وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ
"Suatu malam aku shalat bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau membaca Al-Qur'an dalam shalatnya dengan berlahan (tidak tergesa-gesa). Apabila beliau sampai pada ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih. Apabila sampai pada ayat yang mengandung permintaan, beliau meminta (berdoa). Dan apabila sampai pada ayat yang mengandung perlindungan, beliau berta'awwudz (memohon perlindungan)." (HR. Muslim, no. 772)
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَكَانَ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ سَأَلَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ عَذَابٍ تَعَوَّذَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيْهَا تَنْزِيْهٌ لِلَّهِ سَبَّحَ
"Suatu malam aku shalat bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka apabila sampai pada ayat rahmat, beliau meminta rahmat. Apabila sampai pada ayat adzab, beliau berlindung darinya. Dan apabila sampai pada ayat yang di dalamnya mengandung makna menyucikan Allah, beliau membaca tasbih." (HR. Imam al-Marwazi dalam Ta'dzim Qadris Shalah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 4782)
Sebagian ulama salaf juga membaca ayat dengan diulang-ulang karena terkesan dengan makna dan kandungannya. Hal ini tidak lain karena mereka memahami apa yang mereka baca. Qatadah bin al-Nu'man, seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, melakukan qiyamullailnya tanpa membaca surat apapun, kecuali surat Al-Ikhlash yang dibacanya berulang-ulang. (Atsar riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Baari 9/59 dan Ahmad dalam Musnadnya III/43)
Sa'id bin 'Ubaid al-Thaiy telah meriwayatkan sebuah atsar, ia pernah mendengar Sa'id bin Jubair mengimami pada bulan Ramadlan. Pada shalat tersebut, Sa'id hanya membaca ayat berikut ini secara berulang ulang,
فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ  إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ  فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ
"Kelak mereka akan mengetahui,ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api." (QS. Al-Mukmin: 70-72)
Al-Qasim telah meriwayatkan bahwa dia pernah melihat Sa'id bin Jubair melakukan qiyamullail dengan hanya membaca ayat,
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
"Dan peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah: 281) dan beliau mengulang-ulang bacaan ayat ini sampai 20 kali lebih.
Seorang laki-laki dari Bani Qais yang dikenal dengan Abu Abdullah telah meriwayatkan, "Pada suatu malam kami menginap di rumah Al-Hasan (al-Bashri), maka di tengah malam ia bangun dan shalat. Dan ternyata yang dibacanya hanyalah ayat berikut secara berulang-ulang hingga waktu sahur, yaitu firman Allah,
وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Qs. Ibrahim: 34)
Pada pagi harinya kami bertanya, "Wahai Abu Sa'id, mengapa engkau tidak melampaui ayat ini dalam bacaan sepanjang malam?" Al-Hasan menjawab, "Aku memandang ayat ini mengandung pelajaran yang mendalam. Karena tidaklah aku menengadahkan pandangan mataku dan tidak pula menundukkannya, melainkan pasti melihat nikmat. Sedangkan nikmat-nikmat Allah yang belum diketahui, masih sangat banyak." (Al-Tadzkirah, karya Imam al-Qurthubi, hal. 125)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid juga menjelaskan bahwa meragamkan bacaan surat, ayat, dzikir, dan do'a dalam shalat bisa membantu menghadirkan kekhusyu'an. Namun, kekhusyu'an ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang mengetahui maknanya dan memahami kandungannya, sehingga ketika ia membacanya seolah dia sendiri yang bermunajat dan meminta kepada Allah secara langsung.
Berikut ini kekhusyu'an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalatnya sehingga tumbuh rasa takutnya kepada Allah sampai-sampai air mata beliau tertumpah membasahi bumi. Diriwayatkan dari 'Atha, dia dan 'Ubaid bin 'Umair pernah datang menemui 'Aisyah radliyallah 'anha. Kemudian 'Ubaid berkata, "Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang pernah Anda lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?"
'Aisyah menangis lalu becerita, "Pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bangun, lalu berkata, "Hai 'Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku malam ini, sesungguhnya aku suka dekat denganmu dan aku menyukai apa yang engkau sukai."
'Aisyah melanjutkan kisahnya, "Sesudah itu beliau bangkit dan berwudlu', lalu berdiri untuk shalatnya. Beliau terus-menerus menangis dalam shalatnya sehingga pangkuannya basah, dan terus menangis hingga tanahnya basah. Setelah itu Bilal datang untuk memberitahukan akan masuknya waktu Shubuh. Tetapi, setelah Bilal melihat beliau menangis, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda menangis, padahal Allah sudah mengampuni semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,
أَفَلاَ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا، لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيْهَا (إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ. . . . الآية كُلُّهَا
"Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang banyak bersyukur? Sesungguhnya malam ini telah diturunkan kepadaku beberapa buah ayat. Celakalah bagi orang membacanya tapi tidak memikirkan makna yang terkandung di dalamnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi . . . (QS. Al-Baqarah: 164) seluruhnya." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Al-Albani dalam Al-Shahihah, no. 68, menyatakan sanad hadits ini jayyid –baik-)
Mengetahui dan memahami makna apa yang dibaca di dalam shalat menjadi sarana wajib untuk bisa merenungkan dan mentadabburi setiap gerakan dan zikir-zikir dalam shalat. Dari perenungan dan tadabbur yang mendalam ini akan memunculkan sentuhan jiwa sehingga matapun akan bisa menangis. Allah berfirman tentang Ibadurrahman,
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (Q.S Al-Furqan 73)
Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Shalah, pernah menyatakan: "Ada satu hal ajaib yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan shalat. Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-Maha Agung-an Allah." Wallahu a'lam Bis shawab. . [PurWD/voa-islam.com]

Cara agar Khusyu' dalam Sholat

Cara Agar Khusyu’ dalam Sholat



Apa itu Khusyu?
Khusyu’ selama sholat sering disalahartikan oleh sebagian besar orang dengan cara menangis dan meratap. Lebih dari itu, merupakan persiapan hati selama menjalankan ibadah. Ketika hati seseorang dipenuhi dengan apa yang dikatakan dan didengarnya, maka dia akan berada dalam keadaan khusyu’.
Konsep khusyu dalam sholat adalah sangat penting:
1. Merupakan faktor penting di dalam membuat seseorang sukses di dalam hidupnya saat ini dan kemudian.
Bagaimanapun, orang-orang yang beriman, yang dapat khusyu’ dalam sholatnya, adalah pemenang.
2. Merupakan suatu faktor kontribusi dalam menerima sholat.
3. Merupakan cara-cara untuk mendapatkan pahala lebih dari Allah S.W.T, semakin seseorang khusyu’ dalam sholat, semakin besar pahala yang akan didapat.
4. Tanpa khusyu, hati kita tidak dapat dengan mudah dibersihkan.
Cara-cara agar dapat Khusyu’:
A. Sebelum Sholat
1. Seorang muslim harus mengetahui Tuhan-nya dengan sangat. Mengetahui kepada siapa dia menyembah akan membuatnya menjadi penyembah yang lebih baik. Memiliki pengetahuan yang jelas dan otentik tentang Allah akan meningkatkan Cinta-Nya di hati kita. Sebagai konsekuensi, keimanan kita akan bertambah.
2. Hindari melakukan dosa-dosa besar dan kecil akan sangat membantu agar khusyu, karena hati akan menjadi lebih mendalami firman-firman Allah selama dan setelah Sholat.
3. Membaca Al-Qur’an lebih sering dan konsisten akan melembutkan hati dan mempersiapkan agar khusyu’. Hati yang keras tidak akan dapat khusyu’.
4. Perkecil keterkaitan akan masalah-masalah dunia. Mengingat Hari Kemudian akan membantu melawan keterkaitan dengan hidup.
5. Hindari tertawa berlebihan dan argumentasi yang tidak berguna karena hal-hal tersebut akan memperkeras hati dan menjadikan kurang keinginan belajar.
6. Berhentilah bekerja begitu kamu mendengar azan. Ketika kamu mendengar panggilan untuk sholat, ulangi perkataan Mu’azin dan kemudian berdo’alah. Hal ini akan mempersiapkan diri anda untuk transisi dari bisnis (urusan) dunia dengan urusan sholat.
7. Berwudhulah seketika mendengar azan, yang akan membuat anda tidak menunda sholat. Wudhu juga dapat menjadikan kita berada di zona penyangga sebelum melaksanakan sholat.
8. Pergi ke masjid lebih cepat untuk melakukan sholat dan dilanjutkan dengan menyebut Allah akan menjadikan setan pergi dan membantu kita agar konsentrasi.
9. Waktu tunggu untuk sholat akan membantu kita berada di zona penyangga antara pikiran sebelum dan selama menjalankan sholat.
B. Selama Sholat
1. Iqomah itu sendiri merupakan tanda bagi kita untuk mempersiapkan agar lebih baik dalam melaksanakan sholat. Ingatlah saat Rasulullah berkata pada Bilal (r.a.), “Mari kita nikmati akan kenyamanan dalam sholat.”
2. Ketika anda berdiri menghadap Kiblat ingatlah hal-hal berikut:
a. Mungkin itu merupakan sholat terakhir anda dalam hidup. Tidak ada garansi untuk hidup lebih lama untuk melaksanakan sholat berikutnya.
b. Anda berdiri diantara tangan Allah, Tuhan dunia. Bagaimana anda masih disibukkan dengan hal lainnya?
c. Malaikat kematian sedang mengejar anda.
3. Jangan lupa melakukan Isti’azah. Hal tersebut akan menghindarkan anda dari bisikan-bisikan setan.
4. Fokuskan mata anda pada tempat sujud. Hal ini akan membantu anda untuk lebih berkonsentrasi.
5. Ketika membaca Al-Fatihah, cobalah untuk mendengar respon dari Allah kepada anda setelah membaca setiap ayatnya. (ketika anda mengucapkan, “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin) Allah akan merespon: “Hamba-Ku memuji-Ku.” dan lain-sebagainya. Perasaan berbicara kepada Allah ini akan meletakkanmu pada mood (suasana hati) yang baik akan khusyu’.
6. Memperindah bacaan Al-Qur’an akan berdampak positif pada hati anda.
7. Bacalah Al-Qur’an dengan perlahan dan usahakan untuk memahami artinya secara mendalam.
8. Direkomendasikan untuk mengganti Surah-surah yang anda baca dari waktu ke waktu untuk mengindari seperti mesin dalam membacanya.
9. Alternatif antara sunah otentik yang beragam seperti membaca do’a-do’a pembuka yang berbeda di setiap sholat.
10. Tidak diragukan lagi, memahami Bahasa Arab akan membantu anda fokus dalam memahami artinya.
11. Berinteraksilah dengan setiap ayat yang dibaca:
a. Jika anda mendengar ayat tentang Allah, besarkanlah nama-Nya dengan perkataan “Subhana Allah”
b. Jika anda mendengar ayat tentang neraka, katakanlah “A’uuthu billahi mina-n-naar”.
c. Jika anda mendengar perintah untuk beristigfar, maka beristighfarlah.
d. Jika anda mendengar ayat yang memerintahkan untuk bertasbih, maka bertasbihlah.
12. Interaksi-interaksi ini akan sangat membantu anda untuk tetap fokus.
13. Saat anda bersujud, ingatlah bahwa posisi ini akan membawa anda lebih dekat kepada Allah. Gunakan kesempatan tersebut untuk berdo’a. Investasikan saat-saat tersebut untuk membaca do’a.
C. Setelah Sholat
e. Saat melakukan tasliim, beristighfarlah kepada Allah seperti saat anda melakukannya selama sholat.
f. Saat anda memuji Allah, berterimakasihlah pada-Nya dari lubuk hati anda bahwa anda mengalami pengalaman akan sholat yang indah di dalam hati anda.
Membiasakan hal ini akan membuat anda lebih siap dalam melakukan sholat berikutnya, karena anda akan selalu ingin fokus dalam sholat.
g. Satu kesempurnaan akan membawa pada kesempurnaan yang lain. Jika sekali seseorang melaksanakan sholat dengan sempurna, maka kemudian dia akan menjadikan dirinya termotivasi untuk melanjutkannya dalam level yang sama.
Semoga Allah mengisi hati kita dengan Khusyu’. Amin.
Beranilah
Bersiaplah untuk berjuang
Bertahanlah
Yakinlah bahwa Islam akan memperoleh Kemenangan.
Takutlah pada Allah dimanapun anda berada di segala waktu dan segala tempat.
Berdirilah untuk Islam bagaimanapun orang suka atau tidak suka.
Dedikasikan diri anda untuk mengubah dunia. Pergilah untuk melawan butiran-butiran (kesewenang-wenangan)
Dunia membutuhkan anda. Anda adalah komunitas terbaik bagi pertumbuhan umat manusia.
Oleh Dr. Mamdouh N Mohamed
Associate Professor pada American Open University

http://indonesian.iloveallaah.com/agar-khusyu-dalam-sholat/