“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).

Selasa, 12 September 2017

Keutamaan Sedekah

Keutamaan Sedekah Menurut Rasulullah SAW

WEBIslami.com – Keutamaan sedekah dalam Islam dan manfaatnya rupanya luar biasa, baik didunia apalagi di akhirat. Ada banyak Keutamaan bagi yang suka bersedekah Menurut Rasulullah SAW.
Keutamaan sedekah dalam Islam itu seperti apa? Banyak orang yang meski termasuk orang mampu, tapi tidak mau bersedekah ketika tahu ada banyak orang di luar sana yang kurang mampu. Ada banyak keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Orang-orang seperti ini akan dimuliakan oleh Allah SWT dan mereka akan mendapat balasan luar biasa dari Allah SWT. Sedekah ternyata memiliki keutamaan yang besar . Ada banyak dalil yang bisa kita temukan, keutamaan serta keberuntungan para umat muslim yang tidak pernah melewatkan sedekah. Dengan mengetahui keutamaannya, kiranya kita bisa menjadi orang yang lebih sadar untuk melakukan sedekah di manapun.

Keutamaan Sedekah Dalam Islam Menurut Rasulullah SAW

1. Pahala Berlipat Ganda
Allah SWT dalam ayatnya menyebutkan bahwa pahala orang yang suka sedekah akan dilipatgandakan. Allah SWT berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
2. Naungan di Hari Akhir
Orang-orang yang bersedekah tidak perlu takut akan orang yang berbuat buruk kepadanya, karena Allah SWT akan selalu memberikan perlindungan dan naungan, bahkan saat di hari akhir nantinya. Rasulullah SAW menjelaskan tentang adanya 7 tipe manusia yang memperoleh naungan di hari akhir yang di mana di hari itu tidak akan ada naungan lain yang bisa didapatkan selain dari Allah Ta’ala. Salah satu jenis amalan itu merupakan manusia yang  gemar bersedekah dan melakukannya dengan menggunakan tangan kanannya.
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalannya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Menghapus Dosa-dosa
Rasulullah SAW bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Berdasarkan Hadits tersebut, Keutamaan Dalam Islam tentang sedekah ini adalah perbuatan dosa dapat dihapus dengan bersedekah, sebagaimana api bisa dipadamkan oleh air. Tapi tentunya bukan hanya sedekah sendiri yang bisa kemudian menghapus dosa, tapi sedekah yang juga disertai dengan bertaubat, baru setelah itu dosanya benar-benar mendapat pengampunan. Ada hal yang tidak dibenarkan, yaitu orang-orang yang dengan sengaja merencanakan hal-hal buruk (berbuat curang, mencuri, merampok, memakan riba, korupsi, dan mengambil harta anak yatim) dan sebelum melakukan hal-hal tersebut ia sudah berniat untuk bersedekah demi menghapus dosa-dosa tersebut. Orang seperti ini sebenarnya sudah tahu kalau yang dilakukannya itu salah, tapi malah seenaknya; maka, ini dianggap sebagai dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah SWT? Tiada yang merasa aman dan azab Allah  SWT kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

Keutamaan Bersedekah Khususnya di Hari Jumat

Sama halnya dengan Keutamaan Ayat Kursi. Keutamaan sedekah hari Jumat tampaknya membuat beberapa orang penasaran dan ingin tahu apa keistimewaan hari Jumat sehingga bersedekah di hari tersebut dianggap baik.
As-Syarbini – ulama Syafi’iyah Dalam kitabnya al-Iqna fi Halli Alfadz Abi Syuja’, beliau menjelaskan tentang keutamaan bersedekah dihari jumat.
ويسن كثرة الصدقة وفعل الخير في يومها وليلتها، ويكثر من الصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم في يومها وليلتها لخبر: إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة، فأكثروا علي من الصلاة فيه، فإن صلاتكم معروضة علي
Dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan beramal soleh dihari jum’at atau malam jum’at. Memperbanyak shalawat untuk Rasulullah SAW di malam atau juga siang hari jum’at. Berdasarkan hadits: “Sesungguhnya hari yang paling afdhal adalah hari jumat. Karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untuk-ku. Karena shalawat kalian diperlihatan kepadaku.” (al-Iqna’, 1/170)
Seperti kita ketahui, seseorang ketika sudah mencapai kesuksesan atau setidaknya sedang mengejar karir dan cita-cita bakal sangat sulit untuk bersedekah. Batin selalu galau meski hanya untuk mengeluarkan uang Rp 20 ribu. Karena sering terjadinya perang batin, Rasulullah SAW menyatakan bahwa nilai dari sedekah dari orang mudah yang penuh impian menjadi lebih afzal dibandingkan dengan sedekah lainnya.

Keutamaan Shalat Dhuha

Keutamaan Shalat Dhuha

    
Banyak yang belum memahami keutamaan shalat yang satu ini. Ternyata shalat Dhuha bisa senilai dengan sedekah dengan seluruh persendian. Shalat tersebut juga akan memudahkan urusan kita hingga akhir siang. Ditambah lagi shalat tersebut bisa menyamai pahala haji dan umrah yang sempurna. Juga shalat Dhuha termasuk shalat orang-orang yang kembali taat.
Di antara keutamaan shalat Dhuha adalah:

Pertama: Mengganti sedekah dengan seluruh persendian
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720).
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan,  “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at” (Syarh Muslim, 5: 234).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan,  “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).

Kedua: Akan dicukupi urusan di akhir siang
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)
At Thibiy berkata, “Yaitu  engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).

Ketiga: Mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Al Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat Isyroq. Shalat tersebut adalah waktu shalat di awal waktu.”

Keempat: Termasuk shalat awwabin (orang yang kembali taat)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Semoga Allah memberikan kita hidayah dan taufik untuk merutinkan shalat yang mulia ini. Wallahu waliyyut taufiq.

@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh, KSA, 18 Dzulqo’dah 1433 H


Sumber : https://rumaysho.com/2845-keutamaan-shalat-dhuha.html

Minggu, 10 September 2017

Enam Keistimewaan Bahasa Arab

ENAM KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB

Ahmad Sayyid Rodhi Aktifis Pendidikan dari Yayasan Ebdaa Mesir  saat memberikan tausiyahnya dihadapan ratusan jama'ah tabligh Akbar yang diadakan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) WIlayah Lampung di Masjid Taqwa  Ponpes Al-Fatah Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan, Ahad, (13/9). Photo : Hadis/MINA
Ahmad Sayyid Rodhi Aktifis Pendidikan dari Yayasan Ebdaa Mesir saat memberikan tausiyahnya dihadapan ratusan peserta jama’ah Tabligh Akbar yang diadakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Masjid Taqwa Ponpes Al-Fatah Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan, Ahad, (13/9). Photo : Hadis/MINA
Lampung Selatan, 1 Dzulhijjah 1436/14 September 2015 (MINA) – Ahmad Sayyid Rodhi aktifis pendidikan dari Yayasan Ebdaa Mesir mengajak  umat Islam untuk senang belajar Bahasa Arab.
Hal ini disampaikan Ahmad dihadapan ratusan jama’ah Tabligh Akbar yang digagas Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Masjid Taqwa Komplek Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al Fatah Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan, Ahad, (13/9).
“Betapa pentingnya mempelajari Bahasa Arab bagi orang mukmin, tidak di ragukan lagi bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang wajib dipelajari bagi setiap Muslim, bahasa terindah sebagaimana firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya kami menurunkan Al Quran dengan Bahasa Arab, agar kamu dapat memahaminya,” ujarnya mengutip Qs. Yusuf ayat 2.
Lebih lanjut ia memaparkan enam poin penting mempelajari Bahasa Arab antara  lain; pertama,  tidak ada dalam  suatu tempat pun di dunia ini kecuali terdapat Bahasa Arab.
“Tidak ada bahasa yang mampu untuk menyampaikan wahyu kecuali Bahasa Arab, karenanya Allah menurunkan bilisanin arabiyin mubin dengan Bahasa Arab yang sangat jelas,” tegasnya.
Contoh untuk kata singa dalam Bahasa Arab mempunyai beberapa nama dan setiap nama memiliki makna.
“Dalam bahasa Arab, Al-asad adalah kata umum untuk mengartikan singa, namun bisa disebut ustaamah apabila si singa sedang tenang tetapi ia berhati-hati atau berwaspada. Apabila singa dalam masa penyerangan maka orang Arab menyebutnya  ghodhonfaar, ini bukti keistimewaan bahasa Arab,” paparnya.
Kedua, Bahasa Arab adalah kunci atau pembuka bagi seorang Muslim untuk memahami Al Quran dan As Sunnah, karenanya tidak mungkin seseorang memahami atau pemahamanya akan benar kecuali bila ia paham Bahasa Arab.
“Belajarlah Bahasa Arab karena sesungguhnya Bahsa Arab adalah sebagian dari agamamu,” ujarnya mengutip Atsar Umar.
Kemudian keistimewaan yang ketiga, dengan Bahasa Arab maka kita bisa menegakkan hujjah kepada manusia. Kelak Nabi Muhammad beserta umatnya akan bersaksi dihadapan Allah untuk membela Nabi-Nabi terdahulu.
Keempat, Bahasa Arab adalah sumber kekuatan bagi umat Islam karena Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran dan hadis, dan ia adalah tanda atau identitas  dari umat Islam.
“Karena itu sudah sepantasnya kita sebagai umat Islam bisa berbahasa Arab dan memiliki keinginan tinggi dalam mempelajarinya,” ujar aktifis yang masih aktif kuliah di Jurusan Kimia Universitas Elminia Mesir ini.
Kelima, tidak ada jalan untuk menyatukan umat Islam kecuali apabila orang-orang a’jam (bukan Arab) juga orang orang Arab belajar Bahsa Arab, dan umat Islam tidak akan bersatu kecuali kembali kepada Al Quran dan Sunah yang menggunakan Bahasa Arab.
“Kita tidak mungkin bersatu kecuali dengan Al Quran dan Sunnah. Juga tidak mungkin bisa memahaminya kecuali dengan Bahasa Arab.
Keenam, orang-orang selain orang Arab lebih berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnah. “Dalam waktu sebentar saya telah menyaksikan kalian di Muhajirun ini telah mencintai Al Quran , syi’ar-syi’ar Islam dan Sunnah, kalian lebih berakhlakul karimah dari pada orang-orang Arab dan saya juga menyaksikan dalam diri kalian tidak ada kekurangan kecuali satu yaitu belum menguasai Bahasa Arab,” ujarnya.
“Saya mengatakan seperti ini karena sejarah membuktikan, sebab Sunnah Nabi yang telah sampai kepada kita ada enam (6) kitab. Yaitu Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Abu daud, Nasa’i, dan Ibnu Majah mereka bukan orang arab tetapi belajar Bahasa Arab sehingga mereka bisa mengkhidmatkan diri dan waktunya untuk agama,” tambahnya.
Dia berharap dari Indonesia khususnya warga Muhajirun ini dapat berbahasa Arab, sehingga dari dusun ini akan muncul imam-imam seperti Imam Bukhori, Muslim dan lainnya. (L/eth/sfh/K08/R02).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA